Tiongkok Diam-Diam Khawatir Trump Akan Menang dalam Perdagangan

0 0
Read Time:3 Minute, 11 Second
Tiongkok, sebagai salah satu kekuatan Casino Online ekonomi terbesar di dunia, telah lama menjalin hubungan perdagangan yang kompleks dengan Amerika Serikat. Di balik retorika diplomatik dan aliansi ekonomi yang kuat, ada kecemasan yang mendalam terkait dengan kemungkinan kemenangan kembali Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024, khususnya dalam konteks perdagangan. Setelah masa kepresidenannya yang penuh gejolak, di mana dia memimpin perang dagang besar-besaran dengan Tiongkok, banyak pihak di Beijing yang khawatir jika Trump kembali berkuasa, mereka akan menghadapi lebih banyak tantangan dalam hubungan ekonomi dengan AS.Perang Dagang Era TrumpSelama masa jabatan Presiden Donald Trump (2017-2021), hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok mencapai titik terendah. Trump mengkritik kebijakan perdagangan Tiongkok yang dianggap tidak adil dan merugikan perekonomian Amerika. Salah satu langkah besar yang diambil oleh Trump adalah penerapan tarif tinggi terhadap barang-barang impor Tiongkok. Pada akhirnya, perang dagang ini tidak hanya memengaruhi Tiongkok, tetapi juga perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di negara tersebut. Meskipun Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menandatangani kesepakatan perdagangan pada Januari 2020, ketegangan dan ketidakpastian ekonomi terus berlanjut.Trump dikenal dengan pendekatan yang lebih agresif dan unilateral dalam menyelesaikan masalah perdagangan. Di mata Beijing, kebijakan proteksionis ini merugikan banyak sektor industri Tiongkok. Hal ini ditambah dengan ancaman Trump untuk membatasi akses Tiongkok ke pasar global, serta menekan perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Huawei yang dianggap menjadi ancaman bagi dominasi teknologi AS. Meskipun pada akhirnya perang dagang ini berakhir dengan kesepakatan fase pertama yang berfokus pada peningkatan ekspor Tiongkok ke AS, dampaknya terhadap hubungan kedua negara sangat terasa, terutama dalam dunia bisnis dan investasi.Kecemasan Tiongkok Jika Trump KembaliMeskipun Joe Biden saat ini menjabat sebagai Presiden AS, banyak pihak di Tiongkok yang merasa bahwa Trump, jika kembali terpilih pada 2024, bisa memicu ketegangan perdagangan yang lebih parah. Beberapa faktor yang menyebabkan ketakutan ini adalah gaya kepemimpinan Trump yang tidak terduga dan sering kali tidak bergantung pada prinsip multilateral. Trump lebih cenderung mengutamakan kebijakan ‘America First’, yang bertujuan untuk melindungi kepentingan domestik Amerika, meskipun dengan cara yang dapat merugikan negara lain.Jika Trump kembali berkuasa, banyak yang memprediksi dia akan melanjutkan kebijakan tarif tinggi terhadap produk-produk Tiongkok dan mungkin juga memperkenalkan langkah-langkah baru yang lebih keras. Salah satunya adalah memblokir akses lebih luas bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk beroperasi di pasar AS atau bahkan menambah tekanan terhadap perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok, seperti Alibaba dan Tencent, yang semakin berkembang di luar negeri. Tiongkok juga khawatir bahwa Trump akan memperkuat aliansi dengan negara-negara sekutu untuk membangun front bersama dalam menghadapi ekonomi Tiongkok.Tiongkok Mencari Alternatif dan DiversifikasiSebagai langkah antisipasi terhadap potensi kembalinya Trump ke Gedung Putih, Tiongkok sudah mulai mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Beijing telah memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara lain, termasuk Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara Asia Tenggara melalui inisiatif seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership). Selain itu, Tiongkok juga berusaha meningkatkan produksi domestik dan mendorong konsumsi dalam negeri untuk mengurangi dampak dari kebijakan luar negeri Amerika.Beijing juga menyadari bahwa kekuatan teknologi dan inovasi adalah kunci untuk mempertahankan posisi ekonomi globalnya. Oleh karena itu, Tiongkok berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan teknologi yang dapat mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam industri digital global.KesimpulanKekhawatiran Tiongkok terhadap kemungkinan kemenangan Trump dalam pemilu 2024 dalam konteks perdagangan bukan tanpa alasan. Perang dagang yang dipicu oleh Trump selama masa kepresidenannya telah menunjukkan bagaimana kebijakan proteksionis dapat mengguncang pasar global dan merugikan perekonomian Tiongkok. Dengan Trump yang dikenal dengan pendekatan keras terhadap Tiongkok, Beijing tentu berharap bisa menghindari terulangnya ketegangan tersebut di masa mendatang. Meskipun demikian, Tiongkok juga berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada AS dan membangun hubungan perdagangan yang lebih luas untuk menghadapi potensi risiko yang datang dari kebijakan luar negeri Amerika di bawah pemerintahan Trump yang kedua.

About Post Author

fjbdelke

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *