Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy alternatif trisula88 telah mengumumkan rencana untuk menggelar pertemuan internasional yang melibatkan tim militer dari beberapa negara yang siap mengirimkan pasukan mereka ke Ukraina. Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 4 April 2025, dan akan menjadi rapat mendalam pertama kalinya yang membahas secara rinci pengiriman personel militer asing ke wilayah Ukraina12.
Latar Belakang dan Tujuan Pertemuan
Pertemuan ini bertujuan untuk memperjelas dan merinci wacana pengiriman pasukan asing ke Ukraina, dengan fokus agar segala keputusan tetap berdasarkan usulan dari pihak Ukraina sendiri. Tim yang akan hadir terdiri dari perwakilan angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut dari beberapa negara yang telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengirimkan kontingen militer ke Ukraina1.
Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap situasi keamanan yang terus memburuk akibat konflik dengan Rusia. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa sejumlah negara berniat mengirimkan tentaranya ke Ukraina sebagai “kekuatan pencegah” untuk menggertak Rusia dan memberikan dukungan jangka panjang kepada Ukraina tanpa menggantikan militer Ukraina atau berperan sebagai pasukan penjaga perdamaian12.
Dukungan dan Kontroversi Internasional
Sebelumnya, pemerintah Inggris, Prancis, dan Ukraina telah mengadakan pembicaraan untuk membahas rencana rinci terkait keamanan jangka panjang bagi Kiev. Inggris bahkan mengumumkan tambahan bantuan militer senilai sekitar Rp9,8 triliun untuk Ukraina sebagai bagian dari dukungan berkelanjutan3.
Namun, rencana pengiriman pasukan asing ini juga menimbulkan kontroversi. Rusia menolak wacana tersebut dan menganggapnya sebagai upaya untuk menyelamatkan otoritas Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa pengiriman pasukan penjaga perdamaian hanya bisa dilakukan setelah ada persetujuan dari semua pihak, dan saat ini pembahasan tersebut masih terlalu dini12.
Peran Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat
Pertemuan internasional ini juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh negara-negara Eropa dan sekutu Barat untuk memperkuat posisi Ukraina. Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa pasukan yang akan dikirim tidak harus menjadi pasukan penjaga perdamaian atau menggantikan militer Ukraina, melainkan sebagai kekuatan penenang yang memberikan dukungan dan pencegah terhadap potensi agresi Rusia. Macron juga menegaskan bahwa pembentukan pasukan ini tidak memerlukan persetujuan Rusia karena didasarkan pada hukum internasional dan kedaulatan Ukraina6.
Sementara itu, Amerika Serikat juga menunjukkan keterlibatan yang lebih besar dalam mendukung Ukraina, meskipun ada perbedaan pandangan di antara negara-negara Eropa mengenai peran AS dan keterlibatan militer langsung di Ukraina6.
Tantangan dan Risiko
Rencana pengiriman pasukan asing ke Ukraina menghadapi tantangan besar, termasuk risiko eskalasi konflik dengan Rusia. Baru-baru ini, serangan rudal Rusia yang menghantam pertemuan perwira militer Ukraina di kota Sumy menewaskan puluhan tentara dan melukai banyak lainnya, menunjukkan betapa rapuhnya situasi keamanan di Ukraina saat ini7.
Presiden Zelenskyy menuntut respons internasional yang keras terhadap serangan tersebut dan menegaskan bahwa tindakan agresif seperti itu hanya bisa dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Serangan ini juga menambah urgensi bagi Ukraina dan sekutunya untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara melalui kerja sama militer internasional7.
Kesimpulan
Pertemuan internasional yang disiapkan oleh tim Ukraina ini merupakan langkah strategis untuk mengkonsolidasikan dukungan militer dari negara-negara sahabat dalam menghadapi ancaman agresi Rusia. Dengan melibatkan perwakilan militer dari berbagai negara, Ukraina berupaya memastikan bahwa pengiriman pasukan asing dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan usulan pihak Ukraina sendiri, serta sebagai bentuk kekuatan pencegah yang tidak menggantikan peran militer nasional.
Meski menghadapi penolakan dan kritik dari Rusia, serta tantangan politik di dalam negeri beberapa negara Eropa, inisiatif ini menunjukkan solidaritas internasional yang kuat terhadap Ukraina. Dukungan militer dan keamanan jangka panjang yang direncanakan diharapkan dapat memperkuat posisi Ukraina dalam konflik yang masih berlangsung dan memberikan sinyal tegas kepada Rusia mengenai konsekuensi dari agresi militer1267.