Angka Kematian Ibu Melahirkan Upaya dan Hambatan di Lapangan

0 0
Read Time:3 Minute, 10 Second

Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan merupakan indikator penting situs slot dalam menilai kualitas sistem kesehatan suatu negara. Di Indonesia, meskipun terjadi penurunan dalam beberapa dekade terakhir, AKI masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pada tahun 2022, AKI Indonesia berada di angka sekitar 189 per 100.000 kelahiran hidup. Ini jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu menurunkan AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.

Penyebab Utama Kematian Ibu

Sebagian besar kematian ibu terjadi akibat komplikasi yang sebenarnya dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan yang memadai. Penyebab langsung yang paling umum meliputi:

  1. Perdarahan pascapersalinan
  2. Eklampsia atau hipertensi kehamilan
  3. Infeksi puerperalis (nifas)
  4. Komplikasi akibat persalinan yang macet
  5. Abortus tidak aman

Selain itu, faktor penyebab tidak langsung seperti kekurangan gizi, anemia, penyakit kronis, serta akses terbatas ke fasilitas kesehatan juga berperan besar.

Upaya Pemerintah dan Lembaga Kesehatan

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk menurunkan AKI. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Program Jampersal (Jaminan Persalinan): Memberikan layanan persalinan gratis bagi ibu hamil, terutama dari kalangan kurang mampu.
  2. Peningkatan kualitas tenaga kesehatan: Pelatihan bidan dan tenaga medis secara berkala untuk menangani komplikasi persalinan.
  3. Penyediaan Puskesmas dengan layanan 24 jam: Terutama di daerah terpencil dan tertinggal, agar ibu hamil bisa segera ditangani saat mengalami kegawatdaruratan.
  4. Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak): Menyediakan layanan antenatal care (ANC), imunisasi, serta penyuluhan tentang pentingnya melahirkan di fasilitas kesehatan.
  5. Sistem rujukan berjenjang: Pemerintah mendorong fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk bekerja sama dengan rumah sakit rujukan agar penanganan komplikasi bisa lebih cepat dan tepat.

Hambatan di Lapangan

Namun, berbagai tantangan masih menjadi hambatan dalam menurunkan AKI secara signifikan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Akses Geografis yang Sulit

Banyak daerah di Indonesia yang secara geografis sulit dijangkau. Di beberapa wilayah, terutama di daerah pedalaman Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, ibu hamil harus menempuh perjalanan berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mencapai fasilitas kesehatan terdekat. Kurangnya infrastruktur jalan dan transportasi menjadi faktor utama keterlambatan penanganan medis.

2. Kekurangan Tenaga Kesehatan

Meskipun jumlah bidan terus meningkat, distribusinya masih belum merata. Banyak desa tidak memiliki bidan tetap atau dokter, sehingga ibu hamil tidak mendapatkan pemantauan kehamilan yang optimal. Selain itu, beban kerja yang tinggi dan kurangnya dukungan fasilitas membuat tenaga kesehatan tidak mampu bekerja secara maksimal.

3. Rendahnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat

Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa melahirkan di rumah dengan bantuan dukun bayi adalah hal yang wajar. Kurangnya pemahaman tentang risiko persalinan tanpa bantuan tenaga medis profesional memperbesar potensi komplikasi dan kematian. Selain itu, mitos dan budaya tertentu kerap menghambat ibu hamil untuk memeriksakan diri secara rutin.

4. Masalah Administrasi dan Pembiayaan

Walaupun ada program seperti JKN dan Jampersal, masih ditemukan kasus di mana ibu hamil kesulitan mengakses layanan karena masalah administrasi seperti tidak memiliki KTP, BPJS tidak aktif, atau tidak memahami prosedur rujukan. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penanganan komplikasi kehamilan.

Solusi dan Rekomendasi

Untuk menurunkan AKI secara signifikan, dibutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh:

  • Meningkatkan edukasi kesehatan reproduksi di tingkat komunitas melalui kader kesehatan, sekolah, dan tokoh masyarakat.
  • Perbaikan infrastruktur dan transportasi, khususnya di daerah terpencil, agar akses ke fasilitas kesehatan lebih mudah dan cepat.
  • Penguatan sistem rujukan berbasis teknologi, seperti aplikasi darurat untuk ibu hamil, yang bisa menghubungkan langsung dengan fasilitas kesehatan terdekat.
  • Pemerataan tenaga kesehatan, melalui insentif bagi bidan dan dokter yang bersedia ditempatkan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
  • Pengawasan dan evaluasi rutin terhadap program-program pemerintah untuk memastikan pelaksanaannya efektif di lapangan.

Penutup

Angka kematian ibu melahirkan adalah permasalahan kompleks yang mencerminkan ketimpangan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya positif, keberhasilan penurunan AKI sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan dukungan lintas sektor lainnya. Melalui kerja sama dan komitmen yang berkelanjutan, Indonesia dapat mencapai target AKI yang lebih rendah dan menjamin keselamatan setiap ibu dalam proses melahirkan.

About Post Author

fjbdelke

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *